Loading...
 
 

Artikel

Memahami Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas Inklusif

Memahami Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas Inklusif

Dr. Iqbah Fahri 23 April 2024 Artikel

Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction) melalui sintaknya berpotensi besar menciptakan pendidikan inklusif bagi semua peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi hingga saat ini menjadi topik hangat dalam pendidikan selama dua dekade terakhir (Sun & Xiao, 2021). Banyak sekolah di seluruh dunia menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk menciptakan ruang kelas inklusif (Gheyssens, Coubergs, 2020; Jarvis, 2017; Sharp, 2018). Pembelajaran berdiferensiasi merupakan kerangka kerja pedagogis dan praksis yang membahas diversitas peserta didik di kelas (Frankling, 2017; Pozas, 2019) melalui aspek pemenuhan kebutuhan individu setiap peserta didik di kelas serta mengakui perbedaan di antara peserta didik, memastikan guru memahami kesiapan peserta didik, mengoptimalkan minat peserta didik, meningkatkan aksesibilitas peserta didik terhadap konten, beradaptasi dengan preferensi peserta didik untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan (Tomlinson, 2014).

Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru membuat rencana strategis pembelajaran dengan tetap mengacu pada kurikulum standar dan merencanakan adaptasi untuk memfasilitasi pembelajaran bagi semua peserta didik (Smale-Jacobs, 2019). Tomlinson (2014) pencetus pembelajaran berdiferensiasi merekomendasikan agar guru dapat mengakomodasi diversitas peserta didik di kelas dengan memeriksa ketercapaian tujuan pembelajaran peserta didik melalui konten, produk, proses, pengaruh/lingkungan atau kombinasi keempatnya. Satu hal yang perlu dicatat, bahwa pembelajaran berdiferensiasi di kelas inklusif bukan berarti guru mesti membuat rencana pembelajaran individual untuk setiap peserta didik sebagaimana ditekankan pada pembelajaran yang dipersonalisasi (personalised learning). Fokus pembelajaran berdiferensiasi pada apa yang akan dilakukan guru secara proaktif dalam mengadaptasi pembelajaran, sementara pembelajaran yang dipersonalisasi melibatkan banyak aspek individual seperti penetapan tujuan individu, tugas pembelajaran yang bervariasi, kecepatan yang disesuaikan, dan aktifitas pilihan bagi peserta didik yang dapat mendorong pembelajaran (Abawi, 2015).

Sikap proaktif guru dalam merencanakan pembelajaran merupakan kekhasan pembelajaran berdiferensiasi yang tentu berbeda dengan pengajaran adaptif (adaptive teaching). Menurut Parsons (2013) pengajaran adaptif melibatkan guru dalam memberikan adaptasi momen demi momen aktivitas belajar guna memenuhi kebutuhan pembelajaran spesifik peserta didik. Sedangkan model proaktif pembelajaran berdiferensiasi didasarkan pada penilaian awal (preassessment) dan perencanaan proaktif. Improvisasi diperlukan dan dapat dilakukan, hanya saja bukan merupakan aspek yang dominan (Tomlinson, 2008). Meskipun demikian, baru-baru ini Tomlinson dan Borland (2022) menegaskan bahwa selain perencanaan proaktif, pembelajaran berdiferensiasi memerlukan responsifitas (responsiveness) dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, keunggulan pembelajaran berdiferensasi terletak pada kebaruan dan lebih rinci dibandingkan pengajaran adaptif (adaptive teaching). Pembelajaran berdiferensiasi didesain berdasarkan pemahaman guru terhadap diversitas peserta didik sekaligus menjadi acuan dalam merencanakan pembelajaran sehingga mampu mengakomodasi diversitas tersebut di kelas, bukan sekedar mengambil tindakan pendekatan reaktif semata (Smit dan Humpert, 2012).

Contact Us

Hubungi kami untuk konfirmasi bentuk-bentuk kerjasama yang memberikan benefit positif yang dirasakan oleh kedua belah pihak yang saling bekerja sama dan lingkungan sekitar.

  • 0813-1802-2206 / 0816-264-294
  • info@dareledukasi.co.id
  • Vila Nusa Indah 2 Blok Y13. No 20 Bojong Kulur - Gunung Putri - Bogor 16969