Pengajaran naturalistik direkomendasikan Synder & Ipek dan terbukti efektif untuk membelajarkan peserta didik berkebutuhan khusus di kelas inklusif.
Pengajaran ini tidak semata-mata mengedepankan generalisasi (proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui suatu kejadian, hal, dan sebagainya),
tetapi dapat pula meningkatkan berbagai keterampilan seperti keterampilan bahasa dan komunikasi serta pengembangan keterampilan sosial.
Pengajaran naturalistik menurut Kurt dapat diterapkan dalam lingkungan alami yang lebih luas seperti sekolah, rumah, supermarket dan tidak hanya terbatas pada
sesi terapi terstruktur.Oleh karena itu, pengajaran naturalistik bertujuan mengoptimalkan lingkungan sealami mungkin untuk mendorong generalisasi, sehingga membuka
kesempatan luas bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk memulai atau berpartisipasi dalam percakapan dan menumbuhkan ketertarikan terhadap materi pelajaran.
Setidaknya terdapat 4 (empat) pendekatan dalam implementasi pengajaran naturalistik yang dapat diterapkan di dalam kelas inklusif yaitu:
- Pengajaran Insidental (Incidental Teaching)
Risley menyatakan bahwa prinsip pengajaran insidental adalah pendidik mengintegrasikan objek yang diinginkan ke dalam lingkungan alami untuk menciptakan peluang
bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk memulai kontak pertama mengenai objek yang diinginkan. Selanjutnya pendidik meminta atau mendorong kemampuan bahasa dan komunikasi
peserta didik sebelum memberikan objek yang diinginkan kepada peserta didik tersebut.
- Prosedur Model Mand (Mand Model Procedure)
Pendekatan Model Mand berfokus pada generalisasi bahasa yang diperoleh sebelumnya dan bukan pada pemerolehan bahasa baru. Dalam hal ini pendidik memulai kontak
pertama dan meminta tanggapan dari peserta didik seperti apa yang diinginkannya dan bagaimana cara peserta didik mengkomunikasikan suatu benda yang diinginkan
sebagaimana dinyatakan oleh Toğram, B., & Erbaş, D.
Apabila peserta didik merespon dengan respon verbal yang benar mengenai apa yang diinginkannya, pendidik dapat menghadiahinya dengan objek yang diinginkan.
Sebaliknya bila peserta didik tidak mampu memberikan respon verbal yang tepat, peserta didik tetap menerima objek yang diinginkan namun pendidik mencontohkan
respon yang benar dan melakukan imitasi vokal bersama peserta didik.
- Integrasi Motivasi
Integrasi motivasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bahasa ke dalam pengajaran yang efektif. Menurut Gillett pola ini mencakup penggunaan stimulus
yang diinginkan yang dipilih oleh peserta didik, penggunaan penguat yang secara fungsional terkait dengan tugas, kombinasi pilihan uji keterampilan yang sudah dikuasai
bersama dengan uji keterampilan baru.
Dalam praktiknya, pendidik meletakkan barang-barang yang diinginkan yang ditentukan oleh peserta didik di depannya, sambil duduk berhadap-hadapan dengan peserta didik.
Peserta didik memilih satu item dari sekian banyak item untuk “dimainkan” terlebih dahulu. Dalam waktu yang bersamaan, pendidik memberikan ungkapan untuk ditiru oleh
peserta didik, misalnya jika peseeta didik memilih mainan mobil, pendidik dapat mengucapkan “mengendarai mobil" sambil menunggu anak menirukannya.
Bila langkah ini berhasil, peserta didik akan menerima mainan tersebut untuk dimainkan sambil melatih kalimat yang diajarkan hingga tiba waktunya untuk memulai kembali
dengan objek lain yang diinginkan.
- Melatih Respon Penting
Intervensi yang menargetkan perilaku 'penting' yang harus dipelajari peserta didik agar bisa menggeneralisasi perubahan perilaku sangat penting bagi peserta didik
agar belajar merespon berbagai isyarat di lingkungan apa pun sehingga memiliki kemampuan selektif dalam merespon.
Menurut Pierce intervensi ini dapat mencakup pengajaran peserta didik untuk memiliki rasa ingin tahu dan meminta informasi, guna mendorong interaksi sosial.
Selain itu, intervensi mendorong pertumbuhan adaptif karena mengajarkan peserta didik untuk mengamati dan mencatat perilaku mereka sendiri dan mengendalikan
konsekuensinya sendiri.
Dengan demikian, pengajaran naturalistik melibatkan penggunaan beberapa langkah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial yang meliputi 6 (enam) sintak yaitu:
- Sediakan lingkungan yang menarik bagi peserta didik – misalnya, area bermain dengan benda dan/atau aktivitas favorit.
- Batasi akses terhadap objek menarik dengan cara tertentu – misalnya dengan meletakkannya di tempat yang terlihat namun di luar jangkauan.
- Tunggu hingga peserta didik meminta benda tersebut atau memberikan isyarat seperti menunjuk. Di sinilah pembelajaran dimulai.
- Upayakan peserta didik untuk lebih banyak bicara atau berkomunikasi
- Tunggu hingga peserta didik merespon.
- Hadiahi peserta didik dengan memberinya benda yang diinginkan.